Senin, 14 November 2016

FROM DIARY TO BE STORY 7





Moshi moshi!!! Ahh tsukareta >,< , baru pulang jam segini lelah banget -,-“. Oh ya sedih banget Uci liat ni Blog ga keurus udah lima bulan L, ga sempet buat dicoret-coret. Sibuk di dunia nyata!! Apa lagi kalo di inget bulan July berat banget yang gue rasain, bukan gue aja tapi juga satu keluarga .
Lebih lanjutnya Uci ceritain ya, hanya saja lumayan panjang ga papa ya sekali-sekali dijelasin secara keseluruhan
Maaf kalo kata-kata dan tulisan gue ga beres atau yang salah namanya juga ini blog pribadi gue haha, sebagai penghibur dan juga tempat curhat gue ^_^

JULY


17 Juli 2016

“Haaaaa” menghela nafas sambil meregahkan badan yang baru kebangun di hari libur, dan ini juga adalah hari terakhir libur di Idul Fitri. Gue keluar kamar untuk cuci muka dan tentunya langsung ngedownload update’an anime hahaha. Saking asik nya ngedownload dan dengerin musik, gue sampe lupa buat mandi hehhe. Ya namanya juga libur pasti malas buat beraktifitas.
Seperti biasa suasana rumah sepi walau ada saudara gue disini, sibuk dengan urusan masing-masing.
“Kimi dattara kimi dattara” nada dering handphone ku berbunyi, setelah mendengar ada panggil gue langsung angkat.
“Kak, disana hujan ga? Tina sekarang mau berangkat ke Palembang bareng dek Berkah” ujar adik gue Tina.
“Engga dek disini terang ko, oh oke oke kabarin kakak aja kalo dah hampir sampai ya” jawab gue.
“iya kak” tutupnya.
Selesai telfonan bareng adik gue, ya gue lanjutin ngedownloadnya hehhe.
* *  *
Waktu menunjukkan pukul sembilan lewat tiga puluh menit, disuasana yang tenang ini tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Ia adalah Pamanku, sambil terengah-engah ia mengatakan bahwa adik gue mengalami kecelakaan ditabrak mobil. Mendengar kabar itu gue ga habis pikir baru beberapa menit lalu ia menelfon dan sekarang mereka kecelakaan?. Adik gue Maysa syok mendengarnya ia langsung pergi ke rumah sakit bersama paman gue.Sebenarnya ga percaya tapi dengan suasana yang genting ini gue dan juga Kakak perempuan ku beserta adik laki-laki bergegas ganti pakaian menuju rumah sakit. Dalam fikiranku saat ini adalah hanya “Ya Allah jangan kau ambil lagi salah satu saudaraku” cukup Almh. kakak perempuanku yang kedua saja yang telah kau ambil namun jangan kau ambil kedua saudaraku lagi!. Fikiran kami bertambah buruk, gue bergegas mencari ojek dan naik Trans Musi.
Didalam Trans Musi jantung gue semakin kencang dan juga kerut wajah kekhawatiran menyelimuti. Selalu berdo’a semoga mereka baik-baik saja. Sekitar 20 menit akhirnya tiba di rumah sakit, gue dan juga saudara gue. Berlari tergesah-gesah menuju ruang ICU. Namun setelah sampai disana gue dan juga saudara ga dibolehin masuk, sebab sudah ada saudara gue dan juga Ayah disana. Gue ga bisa nahan air mata mendengar cerita dari sepupu gue kalo adik gue yang bungsu patah kaki, adikku Tina luka-luka ga bisa bergerak, dan gue juga ga nyangka kalo keponakan gue kecelakaan karena dia ikut mereka,. Keponakan ku sampai pingsan, hidung dan tangannya berdarah. Ya Allah sungguh berat cobaanmu yang kau beri di Keluarga gue dan itu bertubi-tubi ga ada akhirnya.
Saat itu gue juga mendengar suara teriakan kesakitan, yang membuat gue semakin lemas. Dan kalian tau suara siapa itu? Itu adalah suara adik bungsu gue, dan semakin bertambah mengalir air mata gue. Saat tante gue keluar ruang ICU ia menunjukkan foto keadaan adik-adik gue. Itu adalah hal yang ngebuat gue semakin lemas ga berdaya, isak tangis gue tahan sekuat mungkin beserta saudara-saudara gue ngelihatnya pasrah. Kaki adik bungsu gue patah sampai bergeser, dan semakin membuat batin gue sakit banget.
Berjam-jam menunggu akhirnya Bunda dan Kakak perempuanku yang ke 4 sampai dirumah sakit, mereka langsung masuk ke ruang ICU. Ya Allah gue ga bisa bayangin gimana ngelihat Bunda gue, tentunya Bunda gue dan Ayah gue yang paling sakit melihat keadaan ini. Dari luar gue ngelihat ponakan gue di gendong oleh Ayah. Gue yang sangat ingin melihat adik-adik akhirya mencoba masuk lewat pintu belakang. Setelah masuk gue ngelihat keponakangue lemas ga berdaya, langsung gue elus-elus rambutnya, dan lanjut melihat adik perempuanku Tina ia sudah mau dipindahkan keruangan, dan terakhir adik bungsu gue. Belum masuk ruang gue udah ga sanggup dan hampir pingsan, melihat kaki adik gue balut dengan kayu secara mengerikan oleh dokter, dan dijahit keningnya karena tergores oleh kaca helm. Ya Allah gue sangat ga tahan sampai adik bunggu gue muntah darah saat dijahit merinti kesakitan. Gue selalu berdoa dan berdoa selamatkan adik gue!.
Waktu terus berjalan menunjukkan jam dua  siang, adik dan ponakan gue baru dapet kamar. Setelah dipindahkan gue langsung melihat Ayah dan Bunda, Ayah gue hanya pasrah dan tabah, dan ibu gue duduk disamping Adik bungsu gue. Keponakan gue bersama kakak yang kedua gue diruang anak-anak. Hari semakin malam kami sekeluarga sholat dan berdoa untuk keselamatan mereka.
***
Paginya gue berangkat kuliah dan mencoba bersikap tegar, ceria seperti biasa. Dan lagi –lagi di kampus juga banyak masalah, namun gue udah biasa.
Tiga hari berlalu keluarga gue semakin dihadapin cobaan begitu berat, kalo adik bungsu gue ga sadar namun ia selalu mengucap nama Allah berulang-ulang kali. Kabar buruknya lagi saat hasil ronsen keluar kalo keponakan gue tempurung kepalanya pecah. Makanya ia sering pusing dan memagang kepala. Ya Allah anak sekecil itu sudah merasakan hal seperti begitu menyakitkan! Bertambah pula cobaan ini, sampai kapan akan selesai Tuhan.
***
Malam ini gue pulang kerumah dan tidak menginap di rumah sakit karena mengerjakan tugas kuliah. Seperti biasa gue selalu bero’a meski gue jarang ke rumah sakit karena menjaga rumah. Hari ke 6 gue mendapat telepon kalo keponakan gue dipindahkan ke rumah sakit A.K Gani, karena hanya disana ada dokter saraf. Besok gue harus cepet-cepet pulang kampus, untuk menjenguk ponakanku.
***
Ahhh akhirnya pulang juga kuliah gue langsung pergi kerumah sakit menjenguk keponakan kesayanganku. Setalah 20 menit akhirnya sampai, gue menuju kamarnya dan seperti biasa selalu bersikap ceria. Namun tiba-tiba dokter memanggil kak Iin dan kak Dian, ya dan aku menjaga keponakanku ini. Setengah jam lamanya akhirnya kak Iin dan Kak Dian datang juga. Raut wajah mereka begitu terlihat, air mata yang ditahan. Kak Iin bercerita kali keponakan ku harus segera di operasi karena sangat beresiko jika tidak dilakukan operasi kepada kepalanya. OPERASI!!!! Kalimat yang memubuat satu keluarga menangis melihat tubuuh sekecil ini mengalami ini. Dan besok harus dilakukan operasi! Kalian juga tau biaya operasinya itu ga kecil dan ditambah gue mendengar kabar kalo adik bungsu gue koma!
KOMA!!
Bersambung….

Oke guys ceritanya sampe sini dulu bakal gue lanjut minggu depan~
BYE BYE